Tuesday, July 03, 2007

FJB 2007: Makan Tak Kenal Macet

Poster FJB 2007

“Bersama Bango, mari kita lestarikan warisan kuliner Nusantara”

Siapa belum pernah mendengar nama kecap Bango? Produk unggulan dari Unilever ini sudah cukup dikenal di masyarakat karena rasanya yang khas serta keaktifan produknya dalam mendekatkan diri pada konsumen. Contohnya, begitu aku mengetikkan keyword "kecap bango", muncullah banyak link yang mengarahkan langsung ke komunitas pencinta Bango. Nah, Sabtu kemarin aku menyempatkan diri datang ke even tahunan Bango,yakni Festival Jajanan Bango (FJB). Festival ini sudah digelar sejak 2 tahun lalu, sebagai sarana untuk melestarikan aneka makanan tradisional Indonesia.

Beberapa minggu sebelum penyelenggaraan FJB ini aku sudah menerima private invitation untuk join milis Bango dan membaca beberapa publikasi acara dan lomba seputar FJB melalui milis yang kuikuti. Singkatnya, semua endorsment itu makin membuatku penasaran tentang FJB, hingga akhirnya aku mengajak beberapa temen untuk ikutan datang *hehehe*. Berhubung Jumat FJB baru dibuka sore hari, aku memutuskan untuk pergi Sabtu siang dengan mempersiapkan cash lebih di dompet (FYI, sistem pembayaran tahun ini tidak memakai kupon, melainkan bayar di tempat).

Sabtu, 30 Juni 2007. Hari yang padat sekali! Sejak pagi aku sudah disibukkan oleh janji-janji buat ketemuan, pluuusss... keharusan masuk kantor untuk memeriksa final copy kerjaan yang urgent. Aku pikir, nggak apa-apalah, toh kantorku ada di Plaza Bapindo... which means aku tinggal jalan kaki menyeberang kalau mau lanjut pergi ke FJB yang bertempat di Plaza Selatan Gelora Bung Karno-Senayan. Hmm, lalu lintas Sudirman-Senayan hari itu ternyata gila banget!! Berhubung ada beberapa even yang digelar di daerah Senayan, maka tumplek-blek lah kendaraan yang menuju kesana. Temenku yang berangkat lebih dulu naik mobil ternyata bisa nyampe lebih telat dariku *lol*.

Setelah saling bertemu, aku dan teman-teman segera berburu makanan... Hehehe, meski sudah sempet makan siang kecil di Setiabudi One, tapi selera makanku jadi tergugah kembali melihat stand-stand jajanan tradisional terfavorit di Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, dan banyak lagi menyebar di arena FJB. Menurut situs resmi Bango Mania, ada 52 penjaja yang ikut serta di FJB Jakarta. Nyam! Tapi nggak seramai yang kukira, lho! Menurutku lokasi FJB tahun ini sudah oke, dan jauh lebih teratur dibandingkan tahun lalu. Antrian pengunjung di tiap stand, meski nggak diatur, tapi cukup tertiblah di beberapa tempat. Cuma memang masih ada beberapa stand yang "rusuh", hahaha, misalnya stand kerak telor Betawi dan risoles setan. Gile deh, kita ngantri lama baaangettt disana. Stand lain yang antriannya gila juga 'tu Bebek goreng Yogi dan Bakso Bakar dan Ceker Senayan. Fiuhh, penuh perjuangan, deh! :D Gara-gara itu, aku dan temen-temen pada nggak rela beli satu porsi tiap kali mampir di satu stand. Meski cuma beli teh Sariwangi boo'... (standnya memang tersebar dimana-mana... tapi tetap aja antriannya ramai di tiap standnya). Nah, begitu makanan yang diincar di tangan, kenikmatan makannya itu jadi berlipat-lipat dan memang rasa makanan tradisional itu original banget. Buat aku yang bukan orang Jakarta asli, contohnya, kerak telor asli Betawi jadi rasa yang benar-benar baru di lidah dan berbeda dari kerak telor yang pernah aku makan di food court sebuah mall terkenal disini:) Teman-temanku yang berasal dari Bandung juga merasakan hal yang sama, dan sempat kaget juga melihat stand makanan khas Bandung ada di FJB. Sementara itu, Kecap Bango dan Unilever juga membuka stand khusus yang menjual paket-paket khusus dengan harga terjangkau (cucok banget tuh buat para ibu rumah tangga!).

Sementara kita bersimbah peluh dan menahan liur tiap ngantri, kita selalu terngiang-ngiang suara 2 pembawa acara yang membahana sepanjang arena FJB... Sepasang pembawa acara itu tanpa kenal lelah mewawancarai para pengunjung, menggelar kuis berhadiah, lalu mempromosikan tiap stand secara bergantian untuk memeriahkan acara. Ya gpp sih, tapi menurutku bakal lebih oke lagi kalau ada musik deh...

Sayang sih aku dan teman-teman nggak tinggal di arena FJB sampai malam, berhubung pengunjung (yang rata-rata sekeluarga) kelihatan makin membludak dan beberapa stand penjaja makanan sudah kehabisan stok (hiks, nggak kebagian es krim Ragusa). Memang FJB ini menurutku paling sesuai sebagai hiburan keluarga di akhir pekan, karena selain menghadirkan alternatif makanan tradisional Indonesia, FJB juga menyediakan lahan bermain untuk anak-anak. Yah, semoga tahun depan penyelenggaraan FJB makin oke dan aku bisa mencoba lebih banyak makanan unik lagi :p

Beberapa saran untuk panitia penyelenggara FJB 2008:
1. Sediakan tempat sampah di tiap sudut stan.
2. Pastikan penjaja makanan memiliki stok minimal yang bisa bertahan hingga sore hari (berdasarkan prediksi jumlah pengunjung tahun ini).
3. Jangan biarkan keberadaan penjual-penjual makanan/minuman liar merajalela, bahkan mengganggu kenyamanan pengunjung (banyak yang menawarkan dagangannya dengan mengikuti pengunjung).


Sampai jumpa di FJB 2008! ^^

7 comments:

Anonymous said...

sssrrpppp........tes tes tes...(ou.. keyboardku kok basah...)
=D

coolz said...

*lempar lap*
makanya, tahun depan dateng ke FJB, Da... bareng yuuks. Nyam! ^^

elm said...

di tempat saya belum pernah ada nih.

-----
thanks artikelnya....

ernaa said...

mau dooong,,,,, keliling indonesia yak,,,

atsie said...

nice info gan.. terimakasih sudah disharing, jadi bertambah pengetahuan saya :) ditunggu sharing berikutnya :)

Jiant said...

jadi pengen makan terus nih!

acep said...

kapan ya acara ni mampir lagi ke kota bandung,,

soalnya kemaren kata temen ada,trs makanannya enak",,^^