Wednesday, December 31, 2008

Penyedia Mobile Content Menjawab Histeria Konsumerisme Pengguna Seluler

“Pengen tahu aku lagi ngapain? Ketik aja REG spasi Agnes dan kirim ke 4321! SMS yang kamu terima langsung dari aku, lho!” Kira-kira begitulah pesan iklan yang disampaikan oleh salah satu selebritis lokal Indonesia di sebuah televisi swasta. Biasanya iklan-iklan tadi ditayangkan di atas jam 10 malam (mungkin untuk menghemat biaya penempatan iklan) dan berdurasi sangat pendek namun penayangannya diulang-ulang.

Para pengguna telepon seluler pasti sedikit banyak mengenal promosi produk-produk yang disebut “mobile content” ini. Intinya adalah semata-mata untuk mendandani telepon selular atau iseng-iseng menghabiskan pulsa untuk memperoleh reward yang diminati (misalnya ucapan dari selebriti idola atau hadiah tertentu). Kenyataan ini sebenarnya sudah lama menggangguku, tapi baru kali ini akan kubahas lebih lanjut.

Saat ini, sekitar 80 juta penduduk Indonesia telah memiliki telepon selular. Fenomena yang menakjubkan, mengingat Indonesia adalah negara berkembang dengan UMR dibawah satu juta rupiah per bulan. Bisa dibilang dari pembantu rumah tangga hingga direktur pernah memanfaatkan layanan mobile content. Mobile content yang kumaksud antara lain SMS content (inspirational quote, jokes, “chat and date”, ramalan/ astrologi, dll), Ringtones, Java games, Ring Back Tone (RBT), atau special image/ animated wallpaper/ themes. Nah, berbagai mobile operator, perusahaan film dan musik, seniman kartun, pembuat game, dan musisi kemudian berlomba-lomba memasuki mobile content market untuk menyediakan ring tones, gaming, mobile imagery dan streaming audio maupun video. Kelebihan content provider lokal adalan menyediakan produk yang sudah disesuaikan dengan budaya dan kebiasaan setempat, serta menggunakan bahasa Indonesia atau Inggris. Jadi masyarakat yang tinggal di kota besar maupun kecil sekalipun bisa tertarik. Mungkin untuk remaja di Jakarta ngobrol ama artis itu udah basi, tapi buat mereka dapat informasi update seputar tempat clubbing atau “chat and date” malah lebih seru. Apapun itu, supply selalu disesuaikan dengan demand :)

Berhubung banyaknya aplikasi dan layanan yang spesifik itu aku merasa bahwa seringkali konsumen bisa lengah, bahkan tertipu. Ambil saja contoh layanan Ring Back Tone (RBT) yang tidak pernah ada matinya; cari musisi siapapun dengan genre apapun pasti ada. Ada beberapa mobile operator yang menempelkan RBT ini di SIM card masing-masing starter pack-nya. Sebagai pengguna baru, tentu saja kamu tidak akan tahu hingga seorang teman yang menelepon kemudian bilang, “Eh, ring back tone lu norak banget sih?!”, lalu kamu terpaksa SMS “UNREG” apabila tidak mau kena potong biaya secara otomatis di bulan berikutnya. Menurutku, ini cukup menganggu sih, karena itu aku menghargai banget operator yang selalu memberikan informasi transparan dan jelas. Untungnya, XL yang sudah kupakai selama lebih dari 8 tahun ini belum pernah mengecewakan sih. Saat ini aku selalu memilah-milah aplikasi apa yang memang kubutuhkan. Bayangkan kalau terus-menerus mengikuti tren sms atau "chat and date" atau ramalan via sms... semua tak akan berakhir layaknya lingkaran setan. Perusahaan sms yang menarik tarif Rp 2000/sms bisa dapat untung besar hanya dengan menjual mimpi dan iming-iming hadiah yang mungkin cuma memiliki kemungkinan 1: 1.000.000. Jadi, semua pilihan akhirnya berbalik ke masing-masing konsumen. Semakin cerdik kita memilih produk sesuai kebutuhan, semakin banyak kita memperoleh manfaatnya.

1 comment:

Carla Chanliau said...

iya aku sendiri ya suka bete kalo ada sms iklan yg datangnya terutama pas malem2 ato pas lagi sibuk kerja. dulu wkt di ef tegal, kantorku sebelahan sama xl center. sering banyak yg dtg kesana complain kenapa kok pulsanya cepet abis. ternyata reg - reg an itu. pengguna sendiri ga sadar kalo mereka secara otomatis terdaftar di iklan2 ga guna itu.