Wednesday, April 26, 2006

Cantik


Sebuah survey surat kabar secara menyedihkan membuktikan bahwa kurang dari 1% wanita Indonesia merasa dirinya cantik...

Saya cantik. Hihihi, ini bukan pernyataan narsis. Tapi sebuah kenyataan yang sebenarnya relatif dan bisa diperdebatkan. Lucunya, saya baru sadar akhir-akhir ini. Selama 24 tahun saya hidup di dunia, sepertinya ada selumbar di mata sendiri yang membuat saya selalu menutup aura dan membiarkan diri percaya bahwa kecantikan itu absolut; cewek berambut panjang lurus hitam, berkulit putih mulus, dan bertubuh tinggi semampai. Cewek yang pantas berlenggak-lenggok di runway. Dangkal ya pemikiran saya waktu itu? Emberrr....

Tapi sebenarnya semua dimulai ketika menjelang SD saya terkena penyakit kulit yang aneh. Sebegitu anehnya sampai... kambuhnya hanya setiap kali terekspos sinar matahari! Tanda-tanda kambuhnya: kulit memerah bulat-bulat, bisa melebar ke beberapa area tubuh (terutama wajah). Bila tidak sedang kambuh, bulatan-bulatan itu tetap di tempatnya namun berwarna kehitaman. Selama 5 tahun di SD, saya jadi tidak pernah sekalipun ikut yang namanya pelajaran olahraga (tapi rapor teteup dapet 8-9 lhoow!). Ortu ngajak ke dokter satu ke dokter lainnya, dan mereka punya diagnosis beda-beda. Ada yang bilang, alergi mie instan, ada yang bilang alergi seafood, ada yang bilang alergi micin, ada yang bilang alergi debu, sampeee... hosh hosh hosh... akhirnya ada dokter yang bilang aku alergi jenis obat yang mengandung "sulfa" (which is correct!). Well, sejak itu aku dikasik obat kecil penawarnya, yang namanya "claritin" buat nyembuhin alergiku itu! (tapi, amit-amit, biarpun kecil, mahal boo...). Sejak aku masuk SMP, alergiku sembuh total... thx God ^^ Good side-nya, saya jadi tidak pernah makan micin, chiki, dan mie instan selama masa pertumbuhan (which is good for the brain and all, right?) Tapi, ya itu, berawal dari alergi yang selalu membuat orang ngeliat en komentar, "aduuuh, eman e, ayu-ayu kok item-item wajahnya..." Sekali-dua kali denger sih ok, tapi kalo berkali-kali reseh juga kan... Jadinya dulu aku ngga terbiasa ngeliat orang straight to their eyes...

Tapi untung (lagi), pas SMP s/d kuliah aku aktif di organisasi, jadi editor/reporter sekolah, wawancara orang ini-itu, masuk di senat, jadinya kudu ngelatih pede lagi... Tapi ya itu, somehow I felt that I've lost my beauty. Hmm, but then again, I think I've gained my confidence back now. God had restored me completely:)

Trus, sebenarnya definisi "cantik" itu sendiri kayak apa sih? Hm, satu jawaban saya: cantik itu ketika kamu merasa nyaman dengan diri sendiri dan tau bagaimana menampilkan senyum terbaikmu. Yup! Smile is beautiful. God had made us all good, according to His image, tinggal kita aja yang menjaga pemberian Tuhan supaya jadi indah dipandang mata lain. Maksudnya, kalau kamu terlahir dengan badan pendek yaa...syukurilah, trus berusaha supaya pake baju yang bisa membuat kamu either tampak lebih semampai, atau justru imut-imut menggemaskan. Kalau kamu diberi gigi yang indah, ya jangan dirusak dengan merokok, kalau kamu diberi sedikit "kekurangan" yaa... tetap syukurilah... Anggap saja itu sebagai keunikanmu. You are one of a kind ;)

Saya sendiri sangat bersyukur lho diberi tubuh yang sehat (jarang sakit, anggota tubuh lengkap), tinggi/berat badan yang seimbang, dan wajah yang seperti sekarang, dengan deretan gigi yang rapi dan suara sopran yang tinggiiii... hehehe... I used to hate my (corrupted?) rooound face... a lot... (I even somehow kinda blamed my mum for that inheritance, in my heart) , trus belum lagi pore yang besar, rambut yang berminyak, trus kulit yang sangat sensitif (saya tergolong orang yang kalau terluka susah sembuhnya, atau lukanya meninggalkan bekas hitam). Tapi, tapi, akhir-akhir ini, herannya (!) saya bisa tersenyum setiap hari di cermin dan berkata, "damn, girl, you are cute!" ^^ dan saya ngga peduli lagi seandainya ada yang bilang saya sebaliknya. Karena saya tau Tuhan sudah menciptakan saya cantik.

Hmm, sebenarnya itu juga karena banyak orang berkomentar berbeda-beda sih. Dari situ saya semakin yakin bahwa kecantikan itu memang sangat relatif! Ada beberapa teman yang kerap memuji, "Kamu kok isa langsing terus sih... Aku pengen banget punya body kayak kamu." (sementara, saya dan tete sering bercanda kalo kita ini zhu dan sering mbabi, dan punya perut jemblung:D). Ada juga yang berkomentar wajah saya imut-imut dan lucu. Yang lain lagi berkomentar ini-itu, intinya: sebenarnya jarang ada yang memperhatikan kekurangan saya. Tapi, semua orang cenderung merasa dirinya kurang. We have to STOP feeling like that. It is self destroying, and being ungrateful to your Creator. Give thanks. Give thanks! Saya rasa sejak bergabung dengan ministry saya sudah banyak bertumbuh juga, belajar lebih sabar dan lebih mengurangi egosentris dan manjanisme seorang bungsu (yang dalam beberapa momen, ingin saya pertahankan) :p

Terima kasih, Tuhan, teman, keluarga, yang sudah membuat saya seperti sekarang ini. Wajah bulat (even ga jelas kotak atau bulat)? Itu hoki buat orang Chinese. Wajah berminyak? Itu awet muda, ngga gampang keriputan ntar makin tua. Rambut susah diatur? Gpp, lama-lama itu jadi gayamu, dan bagusnya, saat kamu tampil lebih oke sedikiit aja, orang langsung notice dan terpukau. Hehehe, apapun alasannya, always look at the bright sight.

You're beautiful... It's true...

No comments: