Monday, May 11, 2009

AQSA Living Indonesia: Kekayaan Produk Ekspor Lokal yang Layak Dikomersialkan ke Seluruh Dunia

AQSA Living adalah sebuah perusahaan eksportir kayu yang berdiri sepuluh tahun yang lalu dan berkomitmen untuk menghasilkan produk furniture berkualitas, nyaman, dan selalu up-to-date terhadap trend dunia. Produk-produknya sudah terbukti menarik minat pasar, bahkan memenuhi demand dari Amerika, Eropa, dan berbagai negara lainnya. Tahun ini, melalui Indonesia Antique, Aquila, dan Qabana, AQSA Living bermaksud berkembang lebih jauh menjadi merk desain furniture kayu (wooden furniture designs) mampu menyaingi merk internasional. Merk sebenarnya tidak selalu dikaitkan dengan harga selangit, terbukti dari kesuksesan Ikea atau Pottery Barn yang membuat desain masal dengan harga terjangkau.

image diambil dari aqsaliving.com

Ketika orang menyebut kata "desain", hal yang terlintas dalam pikiran secara langsung adalah "kreasi", "indah", dan "eksklusif". Sangat berbeda dari sebuah produk fungsional, sebuah desain membawa jiwa penciptanya dan menghasilkan fungsi yang lebih bernilai. Itulah sebabnya mengapa ketika membeli suatu merk, orang rela merogoh kantong lebih dalam. Bahkan, banyak merk desain yang justru diincar pembeli karena membuahkan nilai investasi di waktu mendatang. Sebuah kursi atau coffee table karya Philippe Stark misalnya, bisa kemudian diburu oleh para kolektor desain dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu, sudah saatnya AQSA Living menyediakan wadah bagi para desainer furniture (terutama wooden furniture) untuk menciptakan karya yang dapat membawa produk ekspor ke level yang lebih tinggi. Hal ini juga akan mengubah cara pandang industri itu sendiri secara kolektif, serta penilaian dunia luas terhadap nilai furniture kayu Indonesia. Alangkah bangganya apabila kita menemukan bahwa di luar negeri karya anak bangsa digunakan oleh penduduk setempat.

Sebenarnya selama ini saya sering menemukan bahwa orang asing menyukai desain khas Indonesia, bahkan banyak teman-teman WNA yang saya kenal sengaja menghabiskan waktu untuk berbelanja furniture lokal ketika mereka berlibur di sini. Bahan yang paling disukai adalah kayu, dengan alasan sama seperti yang pernah saya blog sebelumnya. Namun, sayangnya tidak banyak nama desainer furniture yang dikenal secara luas di Indonesia (sementara di luar negeri, profesi sebagai desainer furniture dinilai cukup prestigius) . Padahal, kalau saja para desainer lokal diberi kapasitas untuk mengembangkan suatu nama, bukan tidak mungkin nantinya ia dapat ikut melambungkan perusahaan itu sendiri. Ketika ini terjadi, perusahaan-perusahaan lokal lain pun akan semakin tertantang untuk melakukan inovasi serupa dan berlomba untuk mengembangkan nama mereka. Para desainer pun bisa membentuk komunitas untuk saling berbagi ide dan menetapkan kode etik internal.

Untuk memperkenalkan sebuah merk, beragam strategi pemasaran bisa digunakan, dari mulai WOM, menggunakan endorsement, hingga melalui strategi PR yang berkelanjutan. Semuanya tidak harus dilakukan secara besar-besaran atau berbiaya tinggi. Contoh paling mudah adalah menyelipkan produk desain unggulan AQSA Living ke dalam setting panggung acara daily talkshow yang punya rating bagus, atau mengadakan lomba desain build wooden furniture rutin setiap tahun, seperti yang diadakan oleh AQSA Living. Melalui ini, bibit-bibit desainer muda dapat terus tersaring dan terdengar gaungnya di kalangan luas. Ada baiknya pula, sebuah merk desain memiliki signature style yang tidak mudah disamai oleh kompetitor lain. Dengan begitu, industri furniture kayu Indonesia pun dapat bersaing sehat tanpa harus selalu berpatokan pada harga miring, dan ribuan tenaga kerja yang ambil bagian di belakang proses produksi pun bisa terangkat kesejahteraannya.

(penulis adalah copywriter di sebuah perusahaan periklanan multinasional di Jakarta)

8 comments:

Gilgamesh said...

bagus sih... tapi itu kayunya dari bahan apa? jangan2 cuman MDF biasa.... well berdasarkan pengalaman banyak sih yang berusaha membuat packing produk yang menarik dan bagus seperti Vinotti, Viverre, Ikea. Melandas, dll cuman pada akhirnya adalah kita lihat lagi apa bahan yang dipakai itu benar2 worth senilai yang mereka jual; ato hanya cuman jual kemasan atau merek saja? kalo dilihat sekarang tuh kayak Vinotti orang2 udah pada gak interested lagi beli Vinotti karena udah ketahuan banyak barangnya yang qualitynya gak bagus. nah Aqsa Living ini mesti dilihat juga bahannya dari apa, kalo cuman interior yang matching dengan rumah, itu semua cuman Taste aja, Interior Designer yang handal manapun juga pasti bisa mix and Match kan rumah orang itu dengan Furniture apa pun =) hehehehe

coolz said...

berhubung AQSA ini udah fokus di furniture kayu selama 10 taon, plus awal mulanya sebagai pengekspor sampe amrik, europe, dll, berarti kayaknya sih kualitasnya bisa dipegang. Cuman tantangannya sekarang kan gimana cara nge-branding produk ini supaya lebih dikenal... Ga bisa dalam semalam sih, emang butuh image maintainance...

Thx for commenting.

Carla Chanliau said...

design sama kualitas bisa aja kok disandingkan bersama. pertanyaannya adalah: kuat mbayar nggak? kalo ada uang, apapun bisa didapatkan. sementara pasar indonesia kan nggak semua pelanggan bisa atau mampu untuk dapetin dua2nya.

kembali ke tulisan blog ini, branding memang sangat diperlukan kalo mau bisa menjual di pasar internasional. but maybe it is the hardest part of it. it is not that easy to get recognized if you don't have any uniqueness to offer. the question then would be: does aqsaliving have anything unique to offer?

pyor said...

Hmmm
gue rada bingung ma tulisan ini. First of all krn gue baru kenal Aqsa walopun so familiar dgn IKEA.

Jadi tulisan ini lebih ke mana nih? Memberikan opini utk strategi marketing ato masa depan desain beserta desainernya ato apa yah?
Kenapa Aqsa yg diambil sebagai case study?

coolz said...

@ carla: tul, kalo ada duit everything's possible. Tapi Aqsa ini mau bersaing ama Ikea dan sejenisnya yg selama ini udah terkenal bikin "good design at affordable cost" Ya namanya emang blm pernah kedengeran, makanya tahun 2009 ini baru mulai mau ngembangin potensi desain & merknya. Blogku ini cuma mau ngasih promosi, review, sekaligus saran-saran practical :)

And yup, masalah uniqueness ini sama ama yg kumaksud dgn "signature design". Thanks for commenting.

coolz said...

@ pyor: Blog ini adalah salah satu opiniku tentang furniture design, sekalian promosiin dan dukung AQSA supaya tahun ini bisa mulai ngembangin potensi merknya.

Nurutku sih invest di designer yang potensial dulu, baru kemudian bisa dijual alias di-"marketing"-in.

Kenapa AQSA Living? Itu karena gua kebetulan dpt kesempatan buat nge-review secara khusus aja (sesuai judul blog ini) ;)

Tongkonan said...

Saya cuman mau ngasih selamat, karena sudah jadi salah satu pemenang AQSALIVING BLOG COMPETITION 2009. :)

Anonymous said...

hai salam kenal...
sudah cek email belum..?
selamat ya... :D