Beberapa minggu yang lalu, aku mendapat sebuah ajakan Bango Mania mailing list (bango-mania@yahoogroups.com). Ajakan yang berupa perkenalan Underground Secret Dining bersama Azanaya ini begitu menggoda dan membuatku penasaran untuk mencoba. Catatan bahwa tempat hanya diperuntukkan bagi 30 orang, membuatku tidak ingin ketinggalan dan segera mentransfer uang pendaftaran sebesar Rp 148.000 (plus mengajak satu orang teman untuk menemani).
Berhubung acaranya diadakan pada hari libur, 21 Mei, maka aku pun tak kesulitan mengatur jadwal. Hari itu aku pun mengosongkan perut (cuma makan sarapan pagi), dan menantikan "2 makanan pembuka, 3 menu utama, dan 2 makanan penutup" yang dijanjikan. Kami pun diminta berkumpul di lobi depan Pasar Jaya Glodok tepat pukul 10.00. Aku dengan mudahnya naik Transjakarta bus, turun di halte Glodok, lalu berjalan beberapa meter menuju tempat yang dimaksud. Ternyata sudah lumayan banyak anggota rombongan yang berkumpul, termasuk temanku. Selain dia, tidak tampak satu pun wajah yang kukenali, berhubung setiap orang memang hanya berkomunikasi lewat email dan sms dengan moderatornya. Rupanya, moderator kami ini dulu adalah anggota komunitas Jalan Sutra. Kami pun saling berkenalan, dan segera dibagi dalam dua grup untuk memulai penjelajahan kuliner dengan berjalan kaki di Petak Sembilan dan sekitarnya.Cuaca yang agak panas hari itu membuat beberapa perempuan sedikit mengeluh, namun kami tetap menjaga mood dengan saling bercanda dan menebak-nebak destinasi rahasia yang dimaksud.
Sebenarnya perjalanan serupa pernah dilakukan oleh Komunitas Jalan Sutra, yang dikomandani oleh Bondan "maknyus" Winarno. Tapi, berhubung aku belum pernah ikut dan memang tidak familiar dengan daerah ini, ya tetap enjoy-enjoy saja mengikuti semua agenda acara. Kami menyusuri gang yang lumayan sempit dan masih dihiasi beberapa lampion khas Cina di sudut-sudutnya, melihat keseharian orang-orang keturunan Tionghoa, hingga akhirnya berhenti di sebuah restauran (merangkap tempat tinggal) "A Feng". Kami disuguhi es kacang hijau... sangat biasa, namun terasa segar di tengah-tengah hawa terik menjelang siang. Setelah itu, kami diajak mencicipi Bebek Panggang di restauran yang cukup terkenal di gang itu. Aku suka, karena bebeknya empuk, dan tidak amis. Sebagian dari kami juga dipersilahkan mencicipi ham non-halal yang dijual di toko "Kawi". Mataku seakan kalap melihat banyaknya bumbu spesial masakan dan bahan makanan kering yang dijual di sana. Aku pun tak lupa membungkus beberapa bakpao mini yang dijual di depan toko dengan harga 5000-an. Enak!


Setelah beberapa kali kami singgah dan mencicipi ini-itu, melewati Gloria, Pasar Gelap, dan Asemka, sampailah kami ke Jalan Kemenangan. Di sinilah makan siang kami akan dihidangkan. Ketika kami datang, telah menanti bermacam-macam menu seperti Siomay, Lindung Cah Fumak, Lindung goreng, Bebek Sedap Wangi, dan Mie Brebet. Yang terakhir ini baru bagiku, mirip dengan penyajian lontong mie... tetapi dilengkapi dengan mie yang gemuk dan perkedel juga. Not bad, not bad! Untuk hidangan penutup, tuan rumah sudah menyediakan kolak pisang (pisang raja dikupas tipis dan direndam di dalam gula merah, kemudian disiram santan hangat). Sebelum pulang, kami diberi sebungkus opak bakar (langka boow!) dan dipersilahkan membawa pulang hidangan yang ada. Aku juga membeli setoples kentang ebi kering yang dijual oleh moderator... Duh, jadi menyesal kenapa cuma beli 1 toples nih! :p


Secara keseluruhan, acara wisata kuliner ini sudah cukup membuka wawasan sih, bagi mereka yang belum pernah berkunjung ke daerah Glodok dan sekitarnya. Namun, karena acara ini Underground Secret Dining, ada juga yang kecewa karena ternyata tempat-tempat yang dikunjungi ini terlalu "biasa" mereka datangi (apalagi yang tinggal di daerah tersebut). Harga yang dipatok untuk pendaftaran sebenarnya tidak begitu mahal, namun karena tujuan wisata kuliner kali ini tidak menggunakan bahan-bahan yang unik, peserta cenderung menganggapnya sedikit kemahalan. Meski demikian, aku yakin dari perjalanan kuliner pertama ini moderator banyak belajar dari keadaan di lapangan, sehingga perjalanan selanjutnya pasti lebih tepat perhitungan. Setidaknya, sekarang aku sudah tahu bagaimana sih rasanya Mie Brebet... hehehe. Ingin ikut perjalanan serupa? Buruan aja hubungi Azanaya sebagai penyelenggaranya. Kapan-kapan aku juga pengen ikut lagi :)
No comments:
Post a Comment