Monday, June 01, 2009

(lanjutan dari "Nonton Konser Bintang Lima Sambil Makan a la Kaki Lima"...)

Sehabis makan, aku memutuskan untuk berkeliling sejenak (sambil "menurunkan perut", siapa tahu masih bisa diisi lagi). Di bagian belakang, aku menemukan Kampung Bango yang dijaga oleh mbak-mbak manis berkebaya. Rupanya ini adalah sebuah etalase perjalanan pembuatan sepenuh hati Kecap Bango, yang dikemas dalam nuansa khas pedesaan. Semua orang yang masuk ke dalam, berhak memperoleh sebuah topi kertas bermotif layaknya caping petani, sebelum memperoleh tur singkat. Keberadaan Kampung Bango ini tentu saja menjadi sesuatu yang baru di FJB. Selain itu, stand rujak Bango juga menjadi daya tarik tersendiri, karena orang-orang rela antri untuk memperoleh rujak gratis. Aku sih senang melihat kemasannya yang menampilkan resep membuat rujak a la Bango (kedelai hitam Bango memang membuat rasanya jadi makin mantap!)

rujak gratis dari Bango

Efek mengitari beragam stand rupanya membuat perutku meminta lebih. Aku yang sebelumnya ingin pulang sebelum jam 20.00 (karena membayangkan ramainya apabila orang berduyun-duyun menonton Krisdayanti), akhirnya penasaran juga menunggu aksi salah satu Diva Indonesia itu. Maka, sambil ditemani semangkuk bakwan Malang Cak Uban, aku dan temanku pun bertahan di FJB hingga tak terasa KD sudah menyanyikan 5 lagu. Suaranya yang merdu terdengar dari kejauhan, dan penonton pun menonton dengan tenang (tanpa melewatkan perburuan makanan). Suasana seperti inilah idealnya sebuah Festival dalam benakku, dimana masyarakat dari golongan apapun berkumpul karena kecintaan yang sama. Seorang Diva Krisdayanti pun nampak bersahaja dan menghibur pengunjung dengan sepenuh hati. Semua ini mungkin cuma bisa ditemui di FJB. Semoga saja tahun-tahun berikutnya, festival ini semakin dicintai dan menjadi inspirasi untuk melestarikan kekayaan kuliner Indonesia. (SELESAI)

suasana meriah panggung dari kejauhan

Kunjungi blog Bango Mania di www.bango-mania.blogspot.com

No comments: